Profil

Inalillahi, Ibu Surati Meninggal Dunia Akibat Tragedi Jembatan Gantung di Sungai Malus Lubuklinggau

Table of Contents

Inalillahi, Ibu Surati Meninggal Dunia Akibat Tragedi Jembatan Gantung di Sungai Malus Lubuklinggau

Inalillahi, Ibu Surati Meninggal Dunia Akibat Tragedi Jembatan Gantung di Sungai Malus Lubuklinggau

LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID— Duka mendalam menyelimuti dunia wisata Linggau  setelah Ibu Surati (47), korban insiden runtuhnya jembatan gantung di objek wisata Sungai Malus, meninggal dunia.

Warga Kelurahan Ponorogo ini sempat menjalani perawatan intensif di RSMH Palembang selama 10 hari sebelum mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu (12/1) pukul 18.45 WIB.

Kabar ini dibenarkan oleh anggota DPRD Kota Lubuklinggau, Wawan Agus Salim, SH.

“Kami turut berdukacita atas meninggalnya Ibu Surati. Semoga beliau diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ujar Wawan yang mewakili masyarakaT.

Anggota DPRD Lubuklinggau menyoroti pentingnya evaluasi keamanan fasilitas umum, khususnya destinasi wisata.

“Tragedi ini harus menjadi peringatan serius bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan infrastruktur di tempat wisata. Keselamatan pengunjung harus menjadi prioritas utama,” tegas Wawan Agus Salim.

Diketahui, DPRD bersama Wali Kota Lubuklinggau terpilih, H. Rachmat Hidayat, telah mengunjungi korban di RSMH beberapa hari lalu untuk memberikan dukungan moral terhadap korban.

Diwartakan sebelumnya, insiden bermula saat Ibu Surati bersama keluarga mengunjungi objek wisata Sungai Malus pada Rabu, 1 Januari 2025.

Dalam perjalanan di atas jembatan gantung, struktur tersebut mendadak ambruk, menyebabkan Surati terjatuh dan mengalami luka serius di kepala serta mati rasa dari pinggang ke bawah.

Pasca kejadian, korban segera dilarikan ke RSMH Palembang untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun, kondisi Surati terus memburuk hingga akhirnya ia meninggal dunia.



Menurut Hermanto, kerabat korban, Ibu Surati sempat siuman selama dirawat di RSMH. Dalam kondisi itu, ia berpesan agar dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Beliti Jaya, Kabupaten Musi Rawas, kampung halaman sang suami.


Jenazah dijadwalkan tiba di Desa Beliti Jaya pada Senin pagi (13/1) untuk langdung dimakamkan. “Malam ini jenazah akan dibawa pulang. Warga sudah mempersiapkan tenda di rumah duka,” ungkap Hermanto

Almarhumah Ibu Surati dikenal sebagai sosok ibu yang tangguh. Ia meninggalkan dua putra, Agus dan Andri, serta suami tercinta yang berasal dari Desa Beliti Jaya. Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban.

Jenazah dijadwalkan tiba di Desa Beliti Jaya pada Senin pagi (13/1) untuk langdung dimakamkan. “Malam ini jenazah akan dibawa pulang. Warga sudah mempersiapkan tenda di rumah duka,” ungkap Hermanto

Almarhumah Ibu Surati dikenal sebagai sosok ibu yang tangguh. Ia meninggalkan dua putra, Agus dan Andri, serta suami tercinta yang berasal dari Desa Beliti Jaya. Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban.


Insiden jembatan gantung Sungai Malus menjadi pengingat akan pentingnya perawatan dan pengawasan terhadap fasilitas umum, agar mencegah kejadian serupa.

Sebelumnya, Kapolres Lubuklinggau AKBP Bobby Kusuma Wardhana mengungkapkan hasil awal investigasi terkait insiden putusnya jembatan di objek wisata Ayo Malus, yang terjadi Rabu 1 Januari 2025. Berdasarkan penyelidikan, jembatan putus karena kelebihan kapasitas dan mengakibatkan 8 korban luka luka.

"Jembatan itu dirancang untuk maksimal 20 orang, dan hanya digunakan warga sebagai penghubung dari areal permukiman ke areal kebun. Tetapi saat kejadian, lebih dari 50 orang berada di atasnya," jelas Kapolres lubuklinggau.


Menurutnya, jembatan ini bukan bagian dari fasilitas wisata, melainkan bagian dari aliran sungai yang ditata sederhana di area pedesaan oleh sejumlah kelompok masyarakat. Menginggat, wisata Ayo malus merupakan objek wisata yang dikelola kelompok masyarakat sadar wisata.



Empat orang telah diperiksa dalam kasus ini, termasuk pengelola wisata yang juga pemilik lahan. Polisi menyelidiki apakah ada pelanggaran hukum terkait kelalaian yang menyebabkan insiden tersebut.

Delapan orang terluka dalam kejadian ini, dengan rincian, tiga orang di rawat di RS Ar Bunda dan lima korban di rawat di Rs Petanang. Salah satu korban mengalami luka serius hingga harus mendapatkan tindakan intensif di bagian kepala.

Korban di  rawat di RS Ar Bunda, Afriyanti binti Ilin Soleh (42) Luka robek di kepala bagian belakang kanan, PNS PUBM Kabupaten Mura, warga jalan lintas Nangka Kota Lubuklinggau. Surati binti Geger (47) Luka robek dan memar di kepala, serta mati rasa dari pinggang hingga kaki, warga jalan lintas nangka kota lubuklinggau. 

Sedangkan korban yang di rawat di RS petanang, Desi Novita (35) Luka robek di kepala dan patah gigi depan. Warga kelurahan rahmah kota lubuklinggau. Sarma (60) warga kelurahan Rahmah, Tidak mengalami luka namun tidak sadar diri.

 Zaina (10 bulan) Memar pada dada dan Rian (24) Luka robek pada paha kanan keduanya warga kelurahan wirakarya lubuklinggau. Ayu Putri R. (28) luka Memar pada kaki kiri  dan Rahmat (30) luka Memar pada kaki kanan keduanya warga jalan waringin lintas, puncak kemuning lubuklinggau.

Baca Halaman Selanjutnya

Posting Komentar